Halo! Melihat oprec KKN adik kelas akhir-akhir ini. Saya jadi ingat utang cerita saya sendiri untuk cerita KKN di blog. Gak terasa udah hampir setahun yang lalu saya berangkat KKN. Jadi kangen masa-masa KKN (tapi tidak untuk diulang hehe). So, kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya selama KKN. KKN itu apa sih? Buat yang nggak tau, KKN itu Kuliah Kerja Nyata (bukan Kolusi Korupsi dan Nepotisme ya hehehe). Secara normatif mahasiswa diwajibkan untuk mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh ke masyarakat secara langsung. Konkritnya, kami dibagi menjadi tim maksimal 30 orang per timnya yang akan disebar ke desa-desa di seluruh penjuru Indonesia (kalau UGM sih ya) selama kurang lebih dua bulan. Kredit untuk KKN ini sendiri 3 SKS. Saya sendiri ikut KKN antarsemester tahun 2017 lalu. Tim saya diplot di Desa Bukian, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Udah jadi makanan sehari-hari kami mendengar KKN di Bali pasti identik dengan liburan. Well tidak sepenuhnya benar sih (walaupun tidak sepenuhnya salah juga hahaha). Desa kami letaknya di kontur perbukitan mengarah ke Gunung Batur yang pastinya jauh dari pantai. Desanya sama seperti desa pada umumnya, kalo malem sepi banget udah kayak kuburan dan penerangannya super minim. Cuma, walaupun letaknya jauh dari pusat kota, desa ini gak terlalu terpencil atau terbelakang. Jalannya masih motor friendly dan ada pasar juga deket situ (which is deket indomaret dan ATM juga). Jadi gak ada tuh tiap hari liburan ke pantai. Kami jalan-jalan paling kalau libur hari raya atau sabtu minggu kalau gak ada program. Tim kami sama aja dengan tim-tim lainnya guys :") Saya masuk tim ini melalui oprec. Ini satu-satunya oprec yang coba saya ikutin, kalau gak diterima saya mau ikut plot LPPM aja hahaha. Kalau ditanya motivasi KKN disini sih lebih karena mau KKN di luar pulau Jawa tapi gak dibolehin jauh-jauh juga sama ortu. Jadilah disini aja karena deket. Selain itu, ayah saya sendiri memang orang Bali juga, jadi banyak sodara, om/tante disini yang bisa dimintain tolong kalau butuh apa-apa. Kalau expect buat liburan ya enggak juga sih. Saya udah beberapa ke Bali sejak kecil sekalian ke kampungnya mbahkung di Penebel, Tabanan. Mostly tempat-tempat wisata di Bali udah saya kunjungi bareng keluarga. Kalau niat liburan mending ke Raja Ampat sekalian. Untungnya saya diterima sih, soalnya dulu kayaknya mereka butuh orang buat ngurus keuangan dan visual design (iya saya jadi bendahara plus plus, maksudnya plus ngerjain desain proposal, anggaran, poster, nyiapin kamera dll). Setelah tetek bengek persiapan KKN mulai dari siapin proposal, battle proposal, rilis lokasi, regis, pembekalan, bakti kampus, cek kesehatan, danusan, cari sponsor sampe akhirnya penerjunan, akhirnya kita berangkat ke Bukian. Yang namanya KKN itu gak selalu seneng-seneng gengs. Pasti ada suka-dukanya ada dramanya. Tapi dibawa asik aja toh cuma sekali (walaupun aslinya juga sering sambat gak karuan sih haha). Cerita-cerita di KKN terlalu banyak sampai saya gak inget apa aja. Jadi kita bagi aja jadi segmen suka dan duka haha. Oke kita mulai dulu dari yang duka. Bersakit-sakit dahulu bersenang senang kemudian. Duku pertama adalah, tim saya somehow kurang match dengan pak kadesnya hahaha. Tapi kadesnya sekarang udah ganti kok, jadi nasib adik-adik tingkat saya yang melanjutkan kesini insyallah lebih baik dari nasib tim saya. Mungkin juga kurang jkoordinasi (or maybe basically watak tim KKN gak match sama wataknya pak kades jadi dipaksain juga ra mashok). Jadnya sering ada konflik-konflik kecil kena omel bapaknya. Terus kalo diomelin gimana? ya nrimo aja kayak diomelin ortu. BIar gimanapun juga pak kades kan bertanggung jawab atas keadaan kami di desanya ke UGM. But in the end everything is absolutely okay. Kita datang baik-baik, pamitnya juga harus baik-baik dong. Duka kedua adalah gak bisa lebaran dirumah. KKN ini mulai saat bulan puasa, jadi otomatis lebaranya juga dalam periode KKN. Fyi, selama KKN kami hanya punya jatah cuti 5 hari. Itupun gak boleh berturut-turut. Jadinya kami gak pakai jatah cuti kami buat mudik lebaran karena rumah yang jauh dari lokasi KKN jadi kami lebaran di lokasi. Karena mayoritas Hindu, gak ada mesjid sama sekali di daerah kami. Jadi untuk solat Ied kami berangkat sejak subuh-subuh dari Bukian ke Denpasar. Sebelumnya kami memang mengajukan days off hari raya ke pak kades (meski diwarnai sedikit drama). Jadi setelah solat Ied kami gak pulang ke lokasi dan memilih jalan-jalan ke Mcd Sunset Road lalu videocall dengan keluarga masing-masing nun jauh disana. Setelah itu kami jalan-jalan ke Kuta. Itu aja sih duka yang paling saya inget. Sebenernya banyak konflik-konflik kecil gitu tapi saya gak inget apa aja. jadinya sekarang lanjut segmen suka aja ya. Pertama adalah dapet banyak temen baru. Anggota tim KKN itu diverse banget. Karna terdiri dari semua klaster saya punya banyak temen-temen baru dari kedokteran, peternakan, fisipol, teknik dan lainnya, Saya bener-bener gak kenal sama tim KKN saya sebelum kita masuk jadi satu tim. I mean walaupun beberapa ada yang satu fakultas sama saya, tapi saya personally gak kenal mereka. KKN ini juga ngelatih social skill kita juga sih menurut saya, dari mulai gimana kita adaptasi, kerjasama dengan tim sampai kedewasaan menghadapi orang lain. Namanya kamu hidup selama 2 bulan dengan orang yang gak kamu kenal sebelumnya pasti bakal ada konflik-konflik yang terjadi. Pinter-pinter bersikap aja. Misalnya, kalo saya lagi bete dan moody ngurusin duit (bisa ditanya ke tim saya betapa bawel dan galaknya saya kalo lagi kesel ngurusin duit haha), temen-temen yang lain untungnya gak ikut-ikutan bete. Jadi gak api dibales api gitu. Kedua, menikmati banget suasana desa. Bangun pagi gak ada polusi, gak macet, suasananya tenang, penduduknya super baik, ngajar anak-anak kecil, bantuin program klaster lain, penyuluhan pemuda, naik turun bukit naik motor sampe skill pro, lewat bukit gelap-gelap pas udah malem, makan nasi campur di warung Bu Jero yang udah sayang banget sama anak-anak KKN, bantuin Bu Ryan masak, eksplor hidden gems alias tempat wisata tersembunyi di desa, pergi ke kebun jeruk rahasianya Pak Pasek, jalan-jalan ke tempat wisata di akhir minggu, makan ayam betutu, sate lilit dan sambel matah yang super yummy. pokoknya gak terlupakan. Ketiga, banyak pengalaman yang gak bisa didapet kalau cuma jadi common fancy tourister yang datang hang out ke pantai dan beach clubs di Bali. Berkat KKN saya dan tim sering banget diajak ke Odalan (semacam ulang tahun pura gitu). Saya juga datang ke acara Calon Arang yang sakral (karena ngundak leak-leak gitu) dan konon gak boleh pulang sebelum acaranya selesai. Toleransi disini juga sangat tinggi. Gimana enggak? Saya, Mbak Aci sama Pita yang berjilbab aja bisa masuk ke pura lengkap dengan baju adat dan selendangnya (tapi tetep pake kerudung wkwk). Mereka juga sangat paham kalau kami yang muslim gak bisa makan babi. Jadi tiap acara mereka selalu misahin makanan yang gak bisa kami makan. Baik banget kann. (buat yang wondering masalah wadah masaknya, kami kemarin sih wallahualam bismillah aja. Yang penting kami gak makan yang gak boleh kami makan. Mereka sudah berbaik hati memisahkan makanan kami dan gak mungkin kami terus menolak tiap makanan di tiap acara. Mas Ahmed panutan kami dalam menjaga iman di KKN aja makan kok. Jadi saya makan-makan aja sih wkwk) Cerita di KKN terlalu banyak untuk diinget. Dan gak mungkin bisa dijabarin satu-satu disini. Mulai dari ada yang cinlok sesama temen KKN, sampai sama pemuda lokal haha. Dari yang saya takut anjing sampe biasa aja sama anjing (sampai akhirnya sahabatan sama Guna, anjing di pondokan saya). Satu pondokan keracunan gara-gara makan makanan sisa undangan dan berakhir mencret-mencret esok harinya (haha sumpah gak terlupakan). Ketemu babi segede motor mio. Kepleset ke kotoran sapi Dibully anak-anak kecil gara-gara pake kerudung, tapi bukan dalam artian jelek ya (jadi ceritanya saya nemenin Made sama Dayu latihan nari. Disitu banyak anak-anak SD cowok yang bandel-bandel gitu. Somehow mereka gapernah liat orang jilbaban in flesh kayaknya. The only one that used hijab they know kayaknya cuma Kak Ros kakaknya Upin Ipin. Jadilah mereka teriak assalamualaikum ala-ala Upin Ipin ke saya. Saya bales waalaikum salam aja. Tapi mereka baik kok. Terakhirnya kita malah foto-foto). Buat temen-temen yang mau KKN atau lagi KKN, pesanku adalah, nikmati aja prosesnya. Saya tau kok KKN itu banyak banget dramanya bahkan sejak persiapan, saya udah ngalamin sendiri. Saya sendiri juga sering ngeluh sama sambat, makanya saya kasih saran biar temen-temen lebih menikmati KKN dari saya. Tapi pada akhirnya semua akan jadi memori yang manis kok. KKN cuma sekali gak akan keulang (kecuali kamu mau sendiri). Jangan dibawa beban nanti gak menyenangkan. Namanya konflik pasti ada, tapi kalo kata kating saya, Mas Edwin, program boleh gagal tapi hubungan pertemanan jangan sampai putus. Kalau ada program kamu atau rencana kamu yang gak berjalan sesuai ekspetasi, let it flow, kamu sudah usaha. Toh desa itu gak akan hancur dengan atau tidak adanya programmu. Hehehe. jadi tetap semangat ya! Bonus foto-foto KKN! PS:
Mau menuturkan salam untuk teman-teman KKN saya. Untuk Arka, Mbak Ci, Pita, Mega, Wina, Dayu, Made, Sabrina, Anggi, Cepe, Ashley, Laksi, Monic, Kak Lula, Kak Ines, Kak Nata, Raymon, Ryan, Frans, Syu, Yohanes, Deka, Fikri, Noel, Arif, Wawan, Beryl, Mas Janoko, dan Mas Ahmed. Sukses untuk kalian semua! See you on top!
0 Comments
|
Author
Seeking for new experiences and happiness. Writting to express not impress. Archives
January 2022
|